Langsung ke konten utama

filsaat essensialisme


Konsep Aliran Filsafat pendidikan Essensialisme
Dan implikasinya terhadap millieu
Dalam pendidikan
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Filsafat Pendidikan



 









                                                                                                                        
Disusun oleh :
v  Yuli Ekawati (210309017)

Dosen pengampu:
M Miftakhul Ulum



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)PONOROGO
2010

PENDAHULUAN



            BerFilsafat merupakan suatu cara berfikir logis dan rasional.Sudah barang tentu kita harus mempelajari filsafat dalam kegiatan study kita.Agar kita bisa berfikir secara logis dan menggunakan rasio dalam menghadapi permasalahan yang ada.Terdapat bermacam-macam aliran filsafat dalam dunia pendidikan,termasuk salah satunya adalah aliran filsafat Essensialisme.Essensialisme merupakan filsafat yang berdirinya didasari atas dua aliran filsafat yakni Idealisme Klasik dan Realisme.Dalam filsafat ini pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas.
            Disamping itu dalam dunia pendidikan pastilah seseorang tidak akan terlepas dari apa yang dinamakan dengan milieu pendidikan.Yang mana ragamnya terdiri atas tiga bentuk yang lebih dikenal dengan tripusat pendidikan.Antara satu dengan yang lain pastilah mempunyai hubungan saling  keterkaitan,yakni model aliran filsafat essensialisme mempunyai dampak bagi milieu pendidikan.Untuk selanjutnya akan dijelaskan dalam makalah ini.




















PEMBAHASAN


1.      Filsafat Essensialisme
Essensialisme adalah pendidikan yang didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak peradaban umat manusia.Essensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas.[1]
Essensialisme muncul pertama pada zaman renaissans dengan ciri utamanya berbeda dengan progressivisme.Perbedaan ini terutama dalam memberikan dasar berpijak mengenai pendidikan yang penuh fleksibilitas,dimana secara terbuka untuk perubahan toleran dan tidak ada keterikatan dengan doktrin tertentu.Bagi essensialisme pendidikan yang berpijak pada dasar pandangan itu  mudah goyah dan kurang terarah.Karena itu essensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama,sehingga memberikan kestabilan dan arah yang jelas.[2]
Essensialisme bukan merupakan filsafat tersendiri,yang mendirikan suatu bangunan filsafat,melainkan merupakan suatu gerakan dalam pendidikan yang memprotes terhadap pendidikan progresivisme.dalam pemikiran pendidikannya memang pada umumnya didasari atas filsafat tradisional idealisme klasik dan Realisme.[3]Dua aliran filsfat ini bertemu sebagai pendukung essensialisme tetapi tidak lebur menjadi satu,berarti tidak melepaskan sifat utama masing-masing.[4]
Menurut Esensialisme nilai-nilai yang tertanam dalam warisan budaya social adalah nilai-nilai kemanusiaan yang terbentuk secara berangsur-angsur dengan melalui kerja keras dan susah payah selama beratus tahun dan didalamnya berakar gagasan dan cita-cita yang telah teruji dalam perjalanan waktu.[5]
a.       Konsep Pendidikan
Dikemukakan kaum esensialis bahwa sekolah-sekolah harus melatih/mendidik  siswa untuk berkomunikasi dengan jelas dan logis.sekolah memiliki tanggung jawab untuk memperhatikan apakah semua siswa menguasai ketrampilan inti dalam kurikulum seperti membaca,menulis berbicara,berhitung,dsb.
Ahli pendidikan esensialis tidak memandang anak sebagai orang yang jahat dan anak sebagai orang yang secara alamiah baik  ,untuk menjadi anggota  masyarakat yang berguna anak perlu diajarkan nilai  disiplin,kerja keras dan rasa hormat pada pihak yang berwenang.
Peran guru adalah membentuk para siswa menangani insting-insting alamiah dan non produktif mereka dibawah pengawasan sampai pendidikan mereka selesai.[6]
Menurut filsafat esensialisme pendidikan harus bersifat praktis dan memberi anak-anak pengajaran yang logis,sekolah tidak boleh mencoba mempengaruhi atau menetapkan kebijakan-kebijakan social.
b.      Peranan  sekolah dan guru
Peranan sekolah adalah memelihara dan menyampaikan warisan budaya dan sejarah pada generasi pelajar.[7]Disekolah siswa belajar pengetahuan,belajar bersikap,mengasah ketrampilan sebagai bekal nantinya untuk menjadi anggota masyarakat
Peranan guru diantaranya adalah :
·         Peranan guru kuat dalam mempengaruhi dan mengawasi kegiatan di kelas
·         Guru berperan sebagai sebuah contoh dalam pengawalan nilai-nilai dan penguasaan pengetahuan atau gagasan-gagasan.[8]
2.      Millieu  Pendidikan
Milieu pendidikan atau yang lebuh familiar di telinga kita adalah lingkungan pendidikan merupakan lingkungan tempat berlangsungnya prses pendidikan yang merupakan bagian dari lingkungan social.[9]
Dalam buku karangan Sudiyono yang dimaksud milieu adalah sesuatu yang berada diluar diri anak dan mempengaruhi perkembangannya.[10]
Dalam blog Pristiadiutomo dsebutkan bahwalingkungan pendidikan adalah lingkungan yang berpengaruh terhadap praktek pendidikan,lingkungan sebagai berbagai lingkungan tempat berlangsungnya proses pendidikan.[11]
Dari berbagai pengertian diatas dapat saya simpulkan bahwa lingkungan pendidikan adalah lingkungan diluar diri anak yang merupakan tempat berlangsungnya oroses pendidikan yang berpengaruh terhadap praktek pendidikan.
Lingkungan pendidikan memiliki fungsi diantaranya adalah membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungannya baik fisik social maupun budaya terutama berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia agar dapat tercapai  tujusn pendidikan secara optimal,selain itu adalah mengajarkan tingkah laku umum dan menyeleksi serta mempersiapkan peranan tertentu dalam masyarakat.
Ragam bentuk lingkungan pendidikan dibagi atas tiga yang dikenal dengan tripusat pendidikan,yaitu keluaraga sekolah dan masyarakat.
·         Keluarga
Merupakan lingkungan yang pertama dan utama karena manusia pertama kalinya memperoleh pendidikan dilingkungan ini sebelum mengenal lingkungan yang lain.[12]keluaraga sebagai salah satu ragam bentuk lingkungan yang memiliki peranan penting dalam membentuk generasi muda.
Keluarga sebagai lingkungan pertama bagi individu dimana ia berinteraksi. Dari interaksi ini selanjutnya individu memperoleh  unsure dan cirri dasar bagi pembentukan kepribadiannya melalui akhlak,keiasaa,dan emosinya untuk ditampakkan dalam sikap hidup dan tingkah laku(Langgulung,1997).
Lingkungan keluaraga berpengaruh kepada anak dari sisi antara lain perlakuan keluarga terhadap anak,kedudukan anak dalam keluarga,keadaan ekonomi keluarga,keadaan pendidikan keluarga dan pekerjaan orang tua.[13]
·         Sekolah
Sekolah merupakan lingungan kedua setelah keluarga.Sekolah juga memegang peranan penting dalam hal pendidikan.Selain itu sekolah juga berfungsi untuk membentuk kepribadian anak.
Pendidikan sekolah biasanya disebut dengan pendidikan formal,karena sekolah adalah pendidikan yang mempunyai tujuan,dasar,isi,metode alat-alatnya disusun secara eksplisit sistematis dan distandarisasikan.[14]
Sekolah hendaknya memelihara pendidikan agama,akhlak sesuai dengan ajaran agama.Pendidikan agama yang diberikan jangan bertentangan dengan pendidikan agama yang telah diberikan keluarga,karena si anak akan dihadapkan dengan pertentangan nilai-nilai sehingga mereka akan bingung dan kehilangan kepercayaan.Guru adalah pendidik professional karenanya secara implicit ia telah merelakan diringya  menerima dan memikul tanggungjawab pendidikan yang dipikul orang tua. Sekolah sebagai pendidikan formal dirancang sedemikian rupa agar lebih efektif dan efisien yaitu bersifat klasikal dan berjenjang.Sistem klasikal memungkinkan sejumlah anak belajar bersama dan dipimpin oleh guru sebagai fasilitator.Sebagai konsekuensinya mereka menerima materi yang sama.Untuk itu pada suatu kelas biasanya murid-muridnya mempunyai kemampuan yang relative sama dan kelompok umur yang hamper sama pula.
·         Masyarakat
Masyarakat dapat diartikan sebagai kumpulan individu dan kelompok yang diikat oleh kesatuan Negara,kebudayaan dan agama.Lembaga pendidikan ini berorientasi langsung  kepada hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan.Pendidikan masyarakat adalah pendidikan yang menunjang pendidikan keluarga dan sekolah.Masyarakat besar pengaruhnya dalam memberi arah terhadap pendidikan anak terutama para pemimpin masyarakat atau penguasa yang didalamnya.
Masyarakat adalah pendidikan tersier yang merupakan pendidikan terakhir tapi bersifat permanent dengan pendidiknya masyarakat itu sendiri secara social,kebudayaan,adapt istiadat dan kondisi masyarakat setempat sebagai lingkungan material.Banyak sekali lembaga pendidikan dalam masyarakat seperti masjid,madrasah/pondok pesantren,pengajian/majlis taklim,kursus-kursus,dan badan pembinaan rohani.[15]
3.      implikasi filsafat Essensialisme terhadap milieu pendidikan
Sebagaimana dijelaskan didepan bahwa esensialisme yaitu filsafat yang memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai terpilih mempunyai dampak terhadap milieu pendidikan diantaranya,
·         bahwa pengawasan pengarahan dan bimbingan orang yang belum dewasa akan melekat pada masa balita yang panjang.Dalam hal ini keluarga menjadi lingkungan pertama yang sangat berpengaruh terhadap tindak tanduk si anak nantinya.Ajaran dan didikan dalam keluarga sangat berpengaruh pada anak.
·         Dalam esensialisme sekolah menyampaikan warisan budaya kepada pelajar.Dilingkungan ini siswa dibebankan pada aturan-aturan ,tugas-tugas,disini siswa akan berlatih untuk bertanggung jawab atas tugas yang sudah dibebankan.Guru memiliki peranan penting dalam membentuk kepribadian anak,guru adalah contoh dalam penguasaan pengetahuan,dalam hal ini sikap dan tingkah laku seorang guru harus bias menjadi teladan bagi anak didiknya.
·         Generasi muda perlu belajar  untuk mengembangkan diri setinggi-tingginya  dan kesejahteraan social.di sini perlu adanya sikap yang positif agar anak bisa diterima dalam masyarakat.









PENUTUP

Kesimpulan :
o   Essensialisme muncul pada zaman renaissance,merupakan pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak peradaban umat manusia,yang memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas
o   lingkungan pendidikan adalah lingkungan diluar diri anak yang merupakan tempat berlangsungnya oroses pendidikan yang berpengaruh terhadap praktek pendidikan
o   essensialisme mempunyai dampak bagi milieu pendidikan terkait kegiatan belajar yang dilaksanakan mulai dari rumah,sekolah hingga lingkungan masyarakat.



























DAFTAR PUSTAKA


Barnadib,imam,Filsafat Pendidikan.yogyakarta:Andi Offset,1997
Mulyahardjo,redja.Pengantar pendidikan.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.2001
Sudiyono,Ilmu pendidikan Islam jilid I,Jakarta:PT Rineka Cipta,2009, Sadulloh,uyoh,pengantar Filsafat Pendidikan.Bandung:CV Alfabeta.2003
Zuhairini,dkk.Filsafat Pendidikan.Jakarta:Bumi Aksara,2008
Hadirukiyah.blogspot.com/2010/07/.Filsafat pendidikan Essensialisme
Moshimoshi.netne.net/bab-4.htm
Pristiadiutomo.blog.frendster.com


           



[1] Hadirukiyah.blogspot.com/2010/07/.Filsafat pendidikan Essensialisme
[2] Zuhairini,dkk.Filsafat Pendidikan.Jakarta:Bumi Aksara,2008,hal.25
[3] Uyoh Sadulloh.pengantar Filsafat Pendidikan.Bandung:CV Alfabeta.2003.hal  159
[4] Imam Barnadib.Filsafat Pendidikan.yogyakarta:Andi Offset,cet IX.1997.hal.38
[5] Redja Mulyahardjo.Pengantar pendidikan.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.2001.hal.160
[6] Uyoh Sadulloh…..pengantar…160
[7] Ibid,162
[8] Redja…pengantar…164
[9] Moshimoshi.netne.net/bab-4.htm
[10] Sudiyono,Ilmu pendidikan Islam jilid I,Jakarta:PT Rineka Cipta,2009,hal.298
[11] Pristiadiutomo.blog.frendster.com
[12] Ibid,
[13] Paket 9 linkungan pendidikan hal 11
[14] Ibid,13
[15] Ibid,17-18

Komentar

Postingan populer dari blog ini

cara penentuan kenaikan kelas

CARA PENENTUAN KENAIKAN KELAS Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “model penilaian kelas” Disusun oleh :  Yuli Ekawati (210309017)  Fafi Rohmatillah (210309035) Dosen pengampu: Drs.Ju’ zubaidi M,ag PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)PONOROGO 2011 PENDAHULUAN Evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai. Dalam pembelajaran evaluasi sangatlah diperlukan. Evaluasi memiliki fungsi untuk mengetahui tingkat efektifitas program dalam mencapai tujuan-tujuannya dan untuk mengidentifikasi bagian-bagian dari program pengajaran yang perlu diperbaiki. Hasil dari evaluasi selanjutnya perlu dilaporkan untuk mangetahui bagaimana hal tersebut bias kita jadikan acuan untuk menentukan kenaikan kelas. Untuk itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai cara penentuan kenaikan kelas. PEMBAHASAN A. Penilaian hasil belajar o

Pengertian Bijaksana dan Amanah

Bijaksana adalah suatu kecakapan menggunakan akal budinya apabila menghadapi kesulitan. Bijaksana dapat pula diartikan menyelesaikan masalah berdasarkan kebenaran dan tidak hanya mengikuti keinginan hawa nafsu saja. Manfaat sikap bijaksana terlaksananya undang- undang, Orang yang bijaksana selalu melaksanakan undang- undang agar tercipta keselarasan hidup bagi masyarakat mendidik disiplin, selalu melaksanakan undang- undang akan menanamkan sifat disiplin menegakkan yang hak (benar), perilaku bijaksana akan menimbulkan kebaikan, dan kebaikan akan menghasilkan kebenaran melaksanakan kewajiban,orang yang bijaksana selalu mengutamakan pelaksanaan kewajiban bersikap adil, orang yang bijaksana sekaligs bersikap adil, dua sifat itu saling berhubungan, tidak dapat dipisahkan Amanah artinya dipercaya. Dalam pengertian sempit amanah diartikan memelihara titipan dan mengembalikannya kepada pemiliknya dalam bentuk semula. Amanah merupakan unsur penting dalam menentukan berhasil atau ti

Rangkuman Materi Isra' Mi'raj

Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW A.     Latar belakang Isra’ Mi’raj Setelah Muhammad SAW menjadi Rasul, beliau semakin giat dalam berdakwah. Semakin banyak tantangan yang didapatkan beliau. Kecemasan dan kekhawatiran melanda beliau.   Dan Allah menenangkannya dengan wahyu rahyu yang diturunkan kepada beliau. Kala itu Rasul mendapat ujian yang sangat berat. Dua orang yang selalu membela beliau wafat. Setelah Ali bin Abi Thalib wafat, tiga hari kemudian istrinya wafat. Tahun ini disebut dengan tahun kesedihan ( Amul Huzni). Pada malam 27 Rajab 621 M datanglah Jibril mengajak Muhammad untuk melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke masjidil Aqsa ( Isra’) dan perjalanan dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha (Mi’raj). B.      Peristiwa penting dalam Isra’ Mi’raj Isra’ Mi’raj terjadi 3 tahun sebelum Hijrah. Nabi mengendarai Buraq yang dibawa malaikat Jibril dari surga. Dalam perjalanan, Rasul berhenti untuk menunaikan sholat di Madinah. Disinilah Jibril mengatakan bahwa di