PERSPEKTIF ISLAM TENTANG PENDIDIKAN
DAN HUMANISME
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Ilmu Pendidikan Islam”
Disusun oleh :
Yuli Ekawati (210309017)
Dosen pengampu:
M Miftakhul Ulum
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)PONOROGO
2011
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk yang diberi keistimewaan oleh Allah.Manusia dilebihkan atas akal yang tidak dimiliki oleh makhluk ciptaan Allah lainnya.
Dengan kelebihan yang dimiliki oleh manusia,tentunya manusia memiliki kedudukan dimuka bumi ini.Di muka bumi ini manusia menempati posisi sebagai hamba Allah dan sebagai khalifah Allah.
Dalam pendidikan islam tentunya memiliki berbagai tujuan.Salah satunya yaitu humanisme (li tahdzib Al akhlak).Humanisme sendiri merupakan hal yang bersangkut paut dengan manusia.Dalam hal ini manusia memiliki andil dalam tujuan pendidikan islam
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah hakikat manusia ?
2. Apakah tujuan pendidikan islam ?
3. Bagaimana perspektif islam tentang pendidikan ?
4. Bagaimana perspektif islam tentang Humanisme ?
PEMBAHASAN
1. Hakikat Manusia
Pengetahuan tentang hakikat dan kedudukan manusia merupakan bagian yang amat esensial.Karena dengan pengetahuan tersebut dapat kita ketahui tentang hakikat manusia,kedudukan dan peranannya di alam semesta ini.Pengetahuan ini sangat penting karena dalam proses pendidikan manusia bukan saja objek tetapi juga sebagai subjek sehingga pendekatan yang harus dilakukan dan aspek yang diperlukan dapat direncanakan secara matang.[1]
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan.Hakikat wujudnya bahwa manusia adalah makhluk yang perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan.Dalam teori pendidikan lama dijelaskan bahwa perkembangan seseorang hanya dipengaruhi oleh pembawaan.Sebagai lawannya berkembang pula teori yang mengajarkan bahwa perkembangan seseorang hanya dipengaruhi oleh lingkungan.[2]
Sebagai syntesisnya dikembangkan teori ketiga yang menyatakan bahwa perkembangan manusia ditentukan oleh pembawaan dan lingkungan.Menurut islam teori inilah yang sekiranya benar,salah satu sabda Rasulullah yang artinya “tiap-tiap orang dilahirkan membawa fitrah ayah dan ibunyalah yang menjadikannya Yahudi,Nasrani atau majusi”(HR Bukhori muslim).
Menurut hadits ini manusia lahir membawa kemampuan-kemampuan itulah yang disebut pembawaan.Fitrah yang disebut dalam hadis ini adalah potensi.Potensi adalah kemampuan,jadi fitrah yang dimaksud disini adalah pembawaan.Ayah ibu dalam hadits ini adalah lingkungan sebagaimana yang dimaksud oleh para ahli pendidikan.Keduanya itulah yang menurut hadits ini yang menentukan perkembangan seseorang.
Pengaruh itu terjadi baik pada aspek jasmani,akal maupun rohani.Aspek jasmani banyak dipengaruhi oleh alam fisik,aspek akal banyak dipengaruhi oleh lingkungan budaya,dan aspek rohani banyak dipengaruhi oleh kedua lingkunan tersebut.[3]
Apa dan bagaimana sebenarnya manusia itu?Manusia adalah makhluk ciptaan Allah,ia berkembang dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan.Ia berkecenderungan beragama.Itlah antara lain hakekat wujud manusia.Yang lain ialah bahwa manusia itu adalah makhluk yang utuh terdiri atas jasmani,akal,dan rohani sebagai potensial pokok.[4]
Ibnu Arabi melukiskan hakikat manusia dengan mengatakan bahwa tak ada makhlik Allah yang lebih bagus daripada manusia.Allah membuatnya hidup, mengetahui, berkuasa, berkehendak, berbicara, mendengar, melihat, dan memutuskan.[5]
Manusia adalah makhluk yang memiliki kualitas diatas kemampuan yang dimiliki makhluk lain.dengan kelebihannya manusia mampu menopang keselamatan,keamanan,kesejahteraan dan kualitas hidupnya.
Disisi lain manusia adalah puncak ciptaan dan makhluk Allah yang tertinggi dengan sebaik-baik bentuk.Keistimewaan ini menyebabkan manusia dijadikan khalifah atau wakil.[6]kata khalifah diambil dari kata kerja khalafa yang berarti mengganti dan melanjutkan.Dalam hal ini khalifah adalah person yang menggantikan person yang lain.[7]Sebagai seorang khalifah ia berfungsi menggantikan orang lain dan menempati tempat serta kedudukanNya.Ia menggantikan orang lain menggantikan kedudukan kepemimpinannya/ kekuasaannya.[8]
Manusia dalam misi kekhalifahannya bukan saja menggantikan namun dengan arti yang luas ia harus senantiasa mengikuti perintah yang digantikan (Allah).[9]Oleh karena itu manusia disebut juga sebagai Tuhan di muka bumi,yang kemudian dipercaya untuk memikul amanah berupa tugas dalam menciptakan tata kehidupan yang bermoral di muka bumi.
2.Tujuan Pendidikan Islam
Setelah mengetahui tentang hakikat manusia selanjutnya perlu kita ketahui juga mengenai tujuan pendidikan islam.
Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah.Tujuan manusia itu menurut Allah ialah beribadah kepada Allah,sebagaimana dalam surat Addzariyat:56.
Al-attas menghendaki tujuan pendidikan islam adalah manusia yang baik.Sedangkan Marimba (1964:39) berpendapat bahwa tujuan pendidikan islam adalah terbentuknya orang yang berkepribadian muslim.Al Abrasyi menghendaki tujuan akhir pendidikan islam adalah manusia yang berakhlak manusia.[10]
Dalam buku karangan Abdurrahman saleh Abdullah dijelaskan mengenai tujuan pendidikan islam Secara umum terbagi atas tiga kelompok yaitu tujuan jasmaniyah (ahdaf Aljismiyyah),tujuan rohani (ahdaf alruhiyyah) dan tujuan mental (ahdaf al aqliyyah).[11]
Menurut Qutbh (1988:21) tujuan umum pendidikan adalah manusia yang takwa.Itulah manusia yang baik menurutnya.Itu diambil dari Alqur’an surat Alhujurat ayat 13 yang artinya “Sungguh yang paling mulia diantara kalian menurut pandangan Allah ialah yang paling tinggi tingkat ketakwaannya”[12]
As-syaibani menjabarkan tujuan pendidikan islam menjadi:
· Tujuan yang berkaitan dengan individu mencakup perubahan yang berupa pengetahuan,tingkah laku,jasmani dan rohani dan kemampuan yang harus dimiliki untuk hidup didunia dan di akhirat.
· Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat mencakup tingkah laku masyarakat,tingkah laku individu dalam masyarakat,perubahan kehidupan masyarakat,memperkaya pengalaman masyarakat.
· Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu,sebagai seni,sebagai profesi dan sebagai kegiatan masyarakat.
Al Abrasy merinci tujuan akhir pendidika islam menjadi :
o Pembinaan akhlak
o Menyiapkan anak didik untuk hidup bahagia didunia dan di akhirat
o Penguasaan ilmu
o Ketrampilan bekerja dalam masyarakat
Munir mursi sendiri menjabarkan tujuan pendidikan islam menjadi sebagai berikut :
o Bahagia di dunia dan di akhirat
o Menghambakan diri kepada Allah
o Memperkuat ikatan keislaman dan melayani kepentingan masyarakat islam
o Akhlak mulia.[13]
Dari berbagai pendapat para tokoh saya ambil kesimpulan bahwa tujuan pendidikan islam secara umum yaitu untuk membina dan mengembangkan akhlak,membentuk manusia yang takwa,dan untuk menyiapkan anak didik untuk hidup di dunia dan di akhirat.
3. Perspektif Islam Tentang Pendidikan
Dalam pemikiran pendidikan islam banyak istilah yang dipergunakan oleh para ulama’ dalam memberikan pengertian tentang “pendidikan islam”,sekaligus diterapkan dalam konteks yang berbeda-beda.
Di kalangan penulis Indonesia istilah pendidikan biasanya lebih diarahkan pada pembinaan watak,moral,sikap atau kepribadian atau lebih mengarah pada afektif sementara pengajaran lebih dikedepankan pada penguasaan ilmu pengetahuan.[14]
Pengertian pendidikan bahkan lebih diperluas cakupannya sebagai aktifitas dan fenomena.Pendidikan sebagai aktifitas berarti upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok orang dalam mengembangkan pandangan hidup sikap hidup,dan ketrampilan hidup baik yang bersifat manual maupun mental dan sosial. Sedangkan pendidikan sebagai fenomena adalah peristiwa perjumpaan antara dua orang atau lebih yang dampaknya ialah berkembangnya suatu pandangan hidup atau sikap hidup atau ketrampilan hidup pada salah satu atau beberapa pihak .Dalam konteks pendidikan islam berarti pandangan hidup ,sikap hidup,dan ketrampilan hidup tersebut harus bernafaskan atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai islam yang bersumber dari Alqur’an dan sunnah.
Dalam konteks historik sosiologik pendidikan pendidikan islam pernah dimaknai sebagai pendidikan keagamaan atau keislaman dalam rangka untuk melengkapi atau membedakannya dengan pendidikan non keagamaan atau non keislaman .Karena itu pendidikan dalam perspektif islam dapat mengandung pengertian pendidikan atau pengajaran keagamaan atau keislaman atau pengajaran agama islam.[15]
4.Perspektif islam tentang Humanisme (Li tahdzib Al akhlak)
Pembinaan akhlak merupakan tujuan utama pendidikan islam,karena ilmu pengetahuan saja tidak cukup.Sesungguhnya tujuan pendidikan paling tinggi adalah akhlak .Oleh karena itu setiap pendidikan dengan tujuan akhirnya bukan ketinggian akhlak tidak sepantasnya dinamai pendidikan islam.Mahmud Yunus menegaskan bahwa akhlak merupakan kumpulan sifat-sifat baik dari pengalaman dan hasil pemikiran.Akhlak menjamin keselamatan kedamaian dan memelihara masyarakat serta menjamin kesuksesan pribadi dan ketenangan hati.[16]
Bnayak orang berilmu memiliki kedudukan tinggi,hidup mewah,banyak hartanya tetapi tidak mempunyai standar/patokan untuk mengetahui kekurangan akhlaknya .Di sisi lain ditemukan seseorang yang lemah ,memiliki sedikit pengetahuan tetapi menjadi tempat pengaguman dan pengagungan orang.Hal ini dikarenakan kemulian akhlaknya baik kepribadiannya dan terpuji tingkah lakunya.[17]
Ilmu pengetahuan ,kekayaan dan kemahiran dalam ilmu pengetahuan apa saja bila mendorong kepada kerusakan moral,dan kelemahan jiwa maka tidak akan dapat menjadikan orangnya,tenang hatinya dan tidak akan mendorong orang untuk mengikuti ilmunya/kemahirannya dalam pengetahuannya itu.Adapun orang yang tinggi moralnya mulia pribadinya disamping ia ahli/terpelajar ,maka sudah pasti akan tersohor namanya,ilmunya bermanfaat bagi kita dan segala amal perbuatannya mempengaruhi jiwa kita.
Kita semua merasakan masalah ini pasti membutuhkan waktu lama karena manusia itu tidak dilahirkan dalam keadaan sudah memiliki akhlak yang mulia seperti yang dimaksudkan itu.Orang tidak akan memperoleh akhlak yang mulia itu dan tidak akan memilikinya kecuali setelah yang lama.
Untuk itu kita perlu melatih dan mendidik anak agar akhlak menjadi kebiasaan yang tertanam dalam jiwa anak,yang tidak terpisahkan dari kehidupan mereka.[18]
PENUTUP
o Hakikat manusia bahwasanya manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang tertinggi dengan sebaik-baik bentuk,dengan keistimewaannya sehingga manusia dijadikan khalifah
o Tujuan pendidikan islam secara umum yaituuntuk membina dan mengembangkan akhlak,membentuk manusia yang takwa dan untuk mentiapkan anak didik untuk hidup di dunia dan di akhirat
o Perspektif islam mengenai pendidikan mengandung pengertian pengertian pendidikan atau pengajaran keislaman itu sendiri
o Perspektif islam tentang humanisme bahwa kita perlu melatih dan mendidik anak agar akhlak menjadi kebiasaan yang tertanam dalam jiwa,yang tak terpisahkan dari kehidupan mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah,abdurrahman ssaleh.Teori-teori pendidikan berdasarkan Alqur’an . Jakarta:PT Rineka cipta.2007
Basuki,M.Miftahul Ulum.Pengantar Ilmu Pendidikan.Ponorogo:STAIN Ponorogo press.2007
Jalaludin.Teologi Pendidikan.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.2003
Muhaimin et al.Paradigma Pendidikan islam.Bandung :PT Remaja Rosdakarya.2008
Ramayulis.Ilmu Pendidikan Islam.Jaarta:Kalam Mulia.2002
Tafsir,Ahmad.Ilmu Pendidikan Perspektif Islam.Bandung:PT Remaja Rosdakarya.1994
Hidayatulhaq.wordpress.com/2008/06.
[1] Ramayulis,ilmu pendidikan islam,Jakarta:Kalam Mulia,2002,hal.1
[2] Hidayatulhaq.wordpress.com.2008/06.tujuan pendidikan islam
[3] Ahmad Tafsir.Ilmu pendidika dalam perspektif islam.Bandung:PT Remaja Rosdakarya,cet.kedua,1994 hal.35
[4] Ibid,hal.37
[5] Ramayulis….ilmu…hal.2
[6] Jalaludin,Teologi pendidikan.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.cet ketiga,2003.hal.13
[7] Abdurrahman Saleh Abdullah.Teori-teori pendidikan berdasarkan Alqur’an.Jakarta:PT Rineka cipta.2007.hal.46
[8] Ramayulis…..ilmu….hal.9
[9] Ibid,hal10
[10] Ahmad...ilmu...hal.47
[11] Abdurrahman...teory...
[12] Ahmad...ilmu...hal.48
[13] Ibid,hal.49
[14] Muhaimin et.al.Paradigma Pendidikan Islam.Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2008,hal.37
[15] Ibid,
[16] Basuki,M.Miftahul Ulum.Pengantar Ilmu Pendidikan Islam.Ponorogo:STAIN Ponorogo press,2007.hal.47
[17] Ibid,
[18] Ibid,
Komentar
Posting Komentar