Langsung ke konten utama

Jual beli Pengertian syarat rukun

Pengertian jual beli

Jual beli berasal dari kata ( ba'a, yabi'u, bai'an)/ yang artinya memberikan suatu barang untuk mendapatkan sesuatu yang lain, atau tukar menukar sesuatu.  Secara istilah diartikan sebagai kegiatan tukar menukar suatu barng dengan barang yang lain atau pertukaran antara barang dan uang dengan syarat dan rukun tertentu. 


Rukun Jual beli
  • ada penjual dan pembeli
  • tidak ada unsur paksaan
  • ada barang dan ada alat penukarnya
  • ada ijab qabul
  • bukan mubazir atau pemborosan
syarat Jual beli
  • subjek jual beli adalah baligh dan mumayiz
  • subjek jual beli adalah orang yang berakal atau tidak dalam keadaan terganggu akalnya
  • barang yang diperjual belikan adalah suci
  • barang yang diperjual belikan adalah sesuatu yang ber manfat
  • keadaan barang dapat diserah terimakan
  • barang adalah milik sendiri atau yang mewakilinya
  • barang yang diperjual belikan adalah jelas

 Jenis jenis jual beli

  • ba'i Muqayyadah yaitu jual beli dengan melakukan penggantian antara kedua barang lazim disebut dengan barter 
  • ba'i syarafah jual beli dengan melakukan penggantian antara harga dengan harga 
  • ba'i salam jual beli dengan penggantian antara barng dengan harga dengan cara meminjamkan atau pembelian barang yang diserahkan dikemudian hari sedangkan pembayarannya dimuka 
  • ba'i mutlak jual beli dengan penggantian antara barang dengan harga 
  • ba'i Murabahah jual beli barang dengan harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati bersama
Bentuk- bentuk jual beli terlarang 
  • barang najis seperti arak, bangkai, babi dan patung 
  • barang yang tidak najis seperti air susu ibu 
  • dilarang karena riba 
  • dilarang karena samar- samar 
  • jual beli bersyarat 
  • dilarang karena menipu/ curang/ merugikan orang lain
Manfaat Jual beli
  • masing masing pihak merasa puas
  • penjual dan pembeli berlapang dada ketika mengadakan tawar menawar akan mendapat rahmat Allah 
  • dengan jual beli menjauhkan dari memakan dan memiliki harta dengan cara yang batil
  • manfaat jual beli untuk nafkah keluarga 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

cara penentuan kenaikan kelas

CARA PENENTUAN KENAIKAN KELAS Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “model penilaian kelas” Disusun oleh :  Yuli Ekawati (210309017)  Fafi Rohmatillah (210309035) Dosen pengampu: Drs.Ju’ zubaidi M,ag PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)PONOROGO 2011 PENDAHULUAN Evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai. Dalam pembelajaran evaluasi sangatlah diperlukan. Evaluasi memiliki fungsi untuk mengetahui tingkat efektifitas program dalam mencapai tujuan-tujuannya dan untuk mengidentifikasi bagian-bagian dari program pengajaran yang perlu diperbaiki. Hasil dari evaluasi selanjutnya perlu dilaporkan untuk mangetahui bagaimana hal tersebut bias kita jadikan acuan untuk menentukan kenaikan kelas. Untuk itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai cara penentuan kenaikan kelas. PEMBAHASAN A. Penilaian hasil belajar o

Pengertian Bijaksana dan Amanah

Bijaksana adalah suatu kecakapan menggunakan akal budinya apabila menghadapi kesulitan. Bijaksana dapat pula diartikan menyelesaikan masalah berdasarkan kebenaran dan tidak hanya mengikuti keinginan hawa nafsu saja. Manfaat sikap bijaksana terlaksananya undang- undang, Orang yang bijaksana selalu melaksanakan undang- undang agar tercipta keselarasan hidup bagi masyarakat mendidik disiplin, selalu melaksanakan undang- undang akan menanamkan sifat disiplin menegakkan yang hak (benar), perilaku bijaksana akan menimbulkan kebaikan, dan kebaikan akan menghasilkan kebenaran melaksanakan kewajiban,orang yang bijaksana selalu mengutamakan pelaksanaan kewajiban bersikap adil, orang yang bijaksana sekaligs bersikap adil, dua sifat itu saling berhubungan, tidak dapat dipisahkan Amanah artinya dipercaya. Dalam pengertian sempit amanah diartikan memelihara titipan dan mengembalikannya kepada pemiliknya dalam bentuk semula. Amanah merupakan unsur penting dalam menentukan berhasil atau ti

Rangkuman Materi Isra' Mi'raj

Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW A.     Latar belakang Isra’ Mi’raj Setelah Muhammad SAW menjadi Rasul, beliau semakin giat dalam berdakwah. Semakin banyak tantangan yang didapatkan beliau. Kecemasan dan kekhawatiran melanda beliau.   Dan Allah menenangkannya dengan wahyu rahyu yang diturunkan kepada beliau. Kala itu Rasul mendapat ujian yang sangat berat. Dua orang yang selalu membela beliau wafat. Setelah Ali bin Abi Thalib wafat, tiga hari kemudian istrinya wafat. Tahun ini disebut dengan tahun kesedihan ( Amul Huzni). Pada malam 27 Rajab 621 M datanglah Jibril mengajak Muhammad untuk melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke masjidil Aqsa ( Isra’) dan perjalanan dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha (Mi’raj). B.      Peristiwa penting dalam Isra’ Mi’raj Isra’ Mi’raj terjadi 3 tahun sebelum Hijrah. Nabi mengendarai Buraq yang dibawa malaikat Jibril dari surga. Dalam perjalanan, Rasul berhenti untuk menunaikan sholat di Madinah. Disinilah Jibril mengatakan bahwa di