Langsung ke konten utama

Tekhnik Konseling

TEKHNIK KONSELING 1
 
PENDAHULUAN
 
A.    Latar Belakang
Dalam kenyataan yang ada,manusia selalu menghadapi persoalan-persoalan yang silih berganti dalam hidupnya.antara satu individu dengan individu yang lain tentunya berbeda dalam menatasi suatu persoalan.Ada seseorang yang mampu mengatasi permasalahannya sendiri,namun ada pula yang masih membutuhkan bantuan orang lain dalam membantu mengatasi persoalan yang ada.Untuk itu bimbingan dan konseling diperlukan dalam hal ini.
Bagi seorang konselor,tentunya mmerlukan ketrampilan dan strategi konseling.Atau dinamakan dengan tekhnik konseling.perlunya tekhnik-tekhnik tertentu dalam proses konseling tentunya agar kegitan konseling bisa berjalan dengan efektif dan efisien dan berdya guna.
Tentunya banyak tekhnik-tekhnik yang bisa digunakan seorang konselor untuk membantu konseli.Dalam makalah ini akan dibahas sebagian yang terangkum dalam “tekhnik konseling 1 “
 
B.     Rumusan masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan tekhnik konseling ?
2.      Apa sajakah tekhnik-tekhnik dalam konseling ?
 
C.     Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari tekhn ik konseling
2.      Untuk mengetahui tekhnik-tekhnik dalam konseling
 
PEMBAHASAN
1.      Pengertin tekhnik konseling
Konseling merupakan suatu proses pelayanan ynag melibatkan kemampuan professional para pemberi layanan.[1]Dalam sumber lain  dikemukakan bahwa konseling merupakan upaya membantu individu melalui proses interaksi yang pribadi antara konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya ,mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan ber dasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli mersa bahagia  dan efektif perilakunya.[2]
Ada beberapa istilah yang dipakaai untuk menamakan tekhnik konseling yaitu ketrampilan konseling,strategi konseling dan tekhnik-tekhnik konseling.Semua pengertian tersebut mengandung pengertian yakni cara-cara tertentu yang digunakan oleh seorang konselor dalam proses konseling untuk membantu konseli agar berkembang potensinya serta membantu mengatasi masalah yang dihadapi dengan mempertimbangkann kondisi-kondisi lingkungannya yakni nilai-nilai sosial,budaya dan agama.[3]
2.      Tekhnik-tekhnik konseling
Adapun tekhnik-tekhnik yang digunakan dalam konseling diantaranya adalah :
a.       Perilaku attending
Attending adalah ketrampilan yang digunakan konselor untuk memusatkan perhatian kepada konseli agar konseli merasa dihargai dan terbina suasana yang kondusif sehingga konseli bebas mengekspresikan atau mengungkapkan tentang apa saja yang ada dalam fikiran,perasaan maupun tingkah lakunya.[4]Perilaku attending disebut juga perilaku menghampiri konseli yang mencakup komponen kontak mata,bahasa tubuh dan bahasa lisan.[5]Teknik attending bertujuan untuk: menunjukkan kepada konseli bahwa dalam proses konseling konselor memperhatikan konseli sepenuhnya,mengkomunikasikan penerimaan konselor kepada konseli,mengajak keterlibatan konseli secara personal dalam melaksanakan sesi konseling,menangkap secara utuh pesan dari konseli.[6]
b.      Empati
Empati ialah kemampuan konselor untuk merasakan apa yang dirasakan konseli,merasa dan berfikir bersama konseli dan bukan untuk atau tentang konseli.[7]Empati berkisar pada orang lain yang menciptakan keinginan untuk menolong, mengalami emosi yang serupa dengan emosi orang lain, mengetahui apa yang orang lain rasakan dan pikirkan, mengaburkan garis antara diri dan orang lain.[8]Dalam proses empati yang mendalam berlangsunglah proses pengertian,pengaruh dan bentuk antar pribadi yang lainnya.[9]Terdapat dua macam empati yaitu:
·         Empati primer,yaitu bentuk empati yang hanya  berusaha memahami perasaan,pikiran dan keinginan konseli dengan tujuan agar konseli dapat terlibat dan terbuka.contoh:”saya dapat memahami pikiran anda..”
·         Empati tingkat tinggi,yaitu empati apabila pemahaman konselor terhadap perasaan,pikiran keinginan serta pengalaman konseli lenih mendalam dan menyentuh konseli karena konselor ikut dalam perasaan tersebut.contoh”saya dapat merasakan apa yang anda rasakan dan saya ikut terluka dengan pengalaman anda..”[10]
 
 
 
 
 
c.       Refleksi
Refleksi adalah teknik untuk memantulkan kembali kepada klien tentang perasaan, pikiran, dan pengalaman sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbalnya.[11] Terdapat tiga jenis refleksi yaitu:
·         Refleksi perasaan,yaitu ketrampilan untuk dapat memantulkan perasaan konseli sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbal,contoh:”tampaknya yang anda katakan adalah..”
·         Refleksi pikiran,yaitu teknik untuk mengumpulkan ide pikiran dan pendapat konseli sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbal.contoh:”tampaknya yang anda katakan..”
·         Refleksi pengalaman yatu teknik untuk memantulkan pengalamanb konseli sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan nonverbal.Contoh:”Tampaknya yang anda katakan suatu “..[12]
d.      Eksplorasi
Eksplorasi adalah teknik untuk menggali perasaan, pikiran, dan pengalaman konseli. Hal ini penting dilakukan karena banyak konseli menyimpan rahasia batin, menutup diri, atau tidak mampu mengemukakan pendapatnya. Sehingga memungkinkan konseli untuk bebas bicara tanpa ada rasa takut, tertekan dan terancam. Terdapat tiga jenis dalam teknik eksplorasi, yaitu:
·         Eksplorasi perasaan, yaitu teknik untuk dapat menggali perasaan konseli yang tersimpan. Contoh: “Bisakah anda menjelaskan apa perasaan bingung yang dimaksudkan..”
·         Eksplorasi pikiran, yaitu teknik untuk menggali ide, pikiran, dan pendapat konseli. Contoh: “Saya yakin anda dapat menjelaskan lebih lanjut ide anda tentang sekolah sambil bekerja”.
·         Eksplorasi pengalaman, yaitu keterampilan atau teknik untuk menggali pengalaman-pengalaman konseli. Contoh:”Saya terkesan dengan pengalaman yang anda lalui, namun saya ingin memahami lebih jauh tentang pengalaman tersebut dan pengalaman terhadap pendidikan anda”.
e.       Paraphrasing
Paraphrasing (menangkap pesan) adalah teknik untuk menyatakan kembali esensi atau inti ungkapan konseli dengan teliti mendengarkan pesan utama konseli, mengungkapkan kalimat yang mudah dan sederhana, biasanya ditandai dengan kalimat awal: adakah atau nampaknya, dan mengamati respons konseli terhadap konselor.
Tujuan paraphrasing adalah:
Ø  Mengatakan kembali kepada konseli bahwa konselor bersama dia dan berusaha untuk memahami apa yang dikatakan konseli.
Ø  Mengendapkan apa yang dikemukakan konseli dalam bentuk ringkasan
Ø  Memberi arah wawancara konseling
Ø  Pengecekan kembali persepsi konselor tentang apa yan g dikemukakan konseli.[13]
f.       Open question(pertanyaan terbuka)
Pertanyaan terbuka yaitu teknik untuk memancing konseli agar mau berbicara mengungkapkan perasaan, pengalaman dan pemikirannya. Pertanyaan yang diajukan sebaiknya tidak menggunakan kata tanya mengapa atau apa sebabnya tetapi lebih baik menggunakan kata tanya apakah, bagaimana, adakah, dapatkah. Contoh: “Apakah anda merasa ada sesuatu yang ingin kita bicarakan?”
g.      Closed question(pertanyaan tertutup)
Tujuan pertanyaan tertutup untuk:
Ø  Mengumpulkan informasi
Ø  Menjernihkan atau memperjelas sesuatu
Ø  Menghentikan pembicaraan konseli yanng melantur Atau menyimpang jauh.
h.      Minimal encouragement
Dorongan minimal adalah teknik untuk memberikan suatu dorongan langsung yang singkat terhadap apa yaang telah dikemukakan konseli.misalnya dengan menggunakan ungkapan :oh..ya..terus..dan..
            Tujuan dorongan minimal agar konseli terus berbicara dan dapat mengarah agar pembicaraan mencapai kearah tujuan
            Konseli:saya putus asa..dan saya..nyaris..
            Konselor:ya..
            Konseli:nekad bunuh diri
            Konselor:lalu..
i.        Interpretasi
Teknik untuk mengulas pemikiran,perasaan dan pengalaman konseli dengan merujuk pada teori-teori bukan pandangan subjektif konselor,dengan tujuan untuk memberikan rujukan pandangan agar konseli mengerti dan berubah melalui pemahaman dari hasil rujukan baru tersebut.
j.        Directing
Teknik untuk mengajak dan mengarahkan konseli melakukan sesuatu.Misalnya menyuruh konseli untuk bermain peran dengan konselor atau menghayalkan sesuatu.Contoh :
Konseli :ayah saya sering marah tanpa sebab,saya tak lagi dapat menahan diri.Akhirnya terjadi pertengkaran sengit
Konselor:Bisakah anda mencobakan kepada saya,bagaimana sikap dan kata-kata ayah anda jika memarahi anda.[14]
k.      Summarizing
Teknik summarization mengacu pada teknik merespon konselor dalam memadukan uraian-uraian konseli menjadi satu keutuhan atau beberapa kesatuan tema.[15]Teknik untuk menyimpulkan sementara pembicaraan sehingga arah pembicaraan semakin jelas.Tujuan menyimpulkan sementara adalah :
Ø  Memberi kesempatan konseli untuk mengambil kilas balik dari hal yang telah dibicarakan
Ø  Menyimpulkan kemajuan pembicaraan secara bertahap
Ø  Meningkatkan kualitas diskusi
Ø  Mempertajam fokus wawancara konseling[16]
 

 
DAFTAR PUSTAKA
 
 
Appiare,Andi AT,Pengantar konseling dan Psikoterapi, Jakarta:PT raja Grafindo Persada,2008
 
Junika,Junika Nurihsan,Bimbingn Konseling dalam berbagai latar belakang bidng kehidupan. Jakarta:PT Refika Aditama,2006
 
Martika Anggraini ,Tyas, Materi kuliah Teknik Laboratorium konseling 1 , Madiun,2010
 
May,Rollo,Seni konseling ,Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2003
 
Rohmah,Umi,Pengantar Bimbingan dan Konseling, Ponorogo:Stain Ponorogo Press,2011
 
 
 
 
 


[1] Andi Mappiare AT,Pengantar konseling dan Psikoterapi (Jakarta:PT raja Grafindo Persada,2008) hal.1
[2] Ahmad junika Nurihsan,Bimbingn Konseling dalam berbagai latar belakang bidng kehidupan (Jakarta:PT Refika Aditama,2006) hal.10
[3] Umi Rohmah,Pengantar Bimbingan dan Konseling (Ponorogo:Stain Ponorogo Press,2011) hal 127
[4] Tyas martika Anggraini,Materi kuliah Teknik Laboratorium konseling 1 (Madiun,Ikip PGRI Madiun,2010) hal.40
[5] Umi...Pengantar...hal.128
[6] Tyas..Materi..hal.40
[7] Umi...Pengantar...hal.129
[9] Rollo May,Seni konseling (Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2003)hal.71-72
[10] Umi...Pengantar..hal.129
[12] Umi...Pengantar...hal.131
[13] Ibid,..hal.132-133
[14] Ibid,hal.134-136
[15] Tyas..Materi..hal.61
[16] Umi..Pengantar...hal.136-137

Komentar

Postingan populer dari blog ini

cara penentuan kenaikan kelas

CARA PENENTUAN KENAIKAN KELAS Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “model penilaian kelas” Disusun oleh :  Yuli Ekawati (210309017)  Fafi Rohmatillah (210309035) Dosen pengampu: Drs.Ju’ zubaidi M,ag PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)PONOROGO 2011 PENDAHULUAN Evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai. Dalam pembelajaran evaluasi sangatlah diperlukan. Evaluasi memiliki fungsi untuk mengetahui tingkat efektifitas program dalam mencapai tujuan-tujuannya dan untuk mengidentifikasi bagian-bagian dari program pengajaran yang perlu diperbaiki. Hasil dari evaluasi selanjutnya perlu dilaporkan untuk mangetahui bagaimana hal tersebut bias kita jadikan acuan untuk menentukan kenaikan kelas. Untuk itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai cara penentuan kenaikan kelas. PEMBAHASAN A. Penilaian hasil belajar o

Pengertian Bijaksana dan Amanah

Bijaksana adalah suatu kecakapan menggunakan akal budinya apabila menghadapi kesulitan. Bijaksana dapat pula diartikan menyelesaikan masalah berdasarkan kebenaran dan tidak hanya mengikuti keinginan hawa nafsu saja. Manfaat sikap bijaksana terlaksananya undang- undang, Orang yang bijaksana selalu melaksanakan undang- undang agar tercipta keselarasan hidup bagi masyarakat mendidik disiplin, selalu melaksanakan undang- undang akan menanamkan sifat disiplin menegakkan yang hak (benar), perilaku bijaksana akan menimbulkan kebaikan, dan kebaikan akan menghasilkan kebenaran melaksanakan kewajiban,orang yang bijaksana selalu mengutamakan pelaksanaan kewajiban bersikap adil, orang yang bijaksana sekaligs bersikap adil, dua sifat itu saling berhubungan, tidak dapat dipisahkan Amanah artinya dipercaya. Dalam pengertian sempit amanah diartikan memelihara titipan dan mengembalikannya kepada pemiliknya dalam bentuk semula. Amanah merupakan unsur penting dalam menentukan berhasil atau ti

Rangkuman Materi Isra' Mi'raj

Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW A.     Latar belakang Isra’ Mi’raj Setelah Muhammad SAW menjadi Rasul, beliau semakin giat dalam berdakwah. Semakin banyak tantangan yang didapatkan beliau. Kecemasan dan kekhawatiran melanda beliau.   Dan Allah menenangkannya dengan wahyu rahyu yang diturunkan kepada beliau. Kala itu Rasul mendapat ujian yang sangat berat. Dua orang yang selalu membela beliau wafat. Setelah Ali bin Abi Thalib wafat, tiga hari kemudian istrinya wafat. Tahun ini disebut dengan tahun kesedihan ( Amul Huzni). Pada malam 27 Rajab 621 M datanglah Jibril mengajak Muhammad untuk melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke masjidil Aqsa ( Isra’) dan perjalanan dari Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha (Mi’raj). B.      Peristiwa penting dalam Isra’ Mi’raj Isra’ Mi’raj terjadi 3 tahun sebelum Hijrah. Nabi mengendarai Buraq yang dibawa malaikat Jibril dari surga. Dalam perjalanan, Rasul berhenti untuk menunaikan sholat di Madinah. Disinilah Jibril mengatakan bahwa di